Kamis, 14 Februari 2013

Teruntuk Sahabatku

Sahabatku nun jauh di sana....
Lupa kah engkau tentang kisah kita? Tentang masa-masa indah kita.

Sahabatku nun jauh di sana....
Mungkin aku perlu mengingatkanmu tentang masa itu. Ketika engkau dan aku masih bersama meniti ilmu, di sekolah kita dulu. Setiap hari kau dan sahabat-sahabat kita datang ke kelasku, menjemputku. Lalu kita bersama-sama ke mushala, mendirikan shalat dhuha bersama. Begitu setiap hari kita habiskan waktu istirahat pertama.

Sahabatku nun jauh di sana....
Mungkin aku juga perlu mengingatkanmu. Ketika setiap sabtu kita berkumpul melingkar. Bahkan engkau yang mengajakku bergabung ke lingkaranmu. Aku masih ingat betapa semangatnya kita. Waktu yang satu hari dalam seminggu terasa kurang, kita ingin melingkar setiap hari, hingga membuat kakak pembimbing kita bingung menjelaskan.

Sahabatky nun jauh di sana....
Aku jg masih ingat, kakak pembimbing kita pernah berkata, bahwa perubahanmu ke arah perbaikan terlalu cepat daripada yang beliau duga. Dan itu membuat beliau terlihat begitu bangga padamu. Aku juga senang atas pencapaianmu itu. Kau sungguh jauh berbeda dari yang pertama kali kukenal. Bahkan, kau dan sahabat kita yang lain membuatku semangat untuk terus mengejar ketertinggalan hapalan, untuk melawan kemalasan.

Sahabatku nun jauh di sana....
Kau juga yang mengajariku untuk percaya pada diri sendiri, untuk percaya pada potensi diri. Ingatkah kau kelompok pertama yang kita bimbing? Saat itu aku takut, pesimis. Tapi kau membuatku bisa melewatinya. Kau juga membuatku bisa lebih terbuka, kau membuatku mampu berbagi. Kau telah membuat hari-hariku lebih berwarna.

Sahabatku nun jauh di sana....
Menyadari perubahanmu kini, perubahan kita, membuatku merasa begitu bersalah. Aku tahu, mungkin aku tak pernah ada kala kau membutuhkanku. Tidak seperti engkau yang selalu ada untukku. Aku terlalu sibuk dengan urusanku. Hingga jarak kita semakin jauh.

Sahabatku nun jauh di sana....
Aku rindu dengan hari-hari kita dulu. Aku rindu kebersamaan kita. Aku rindu dengan sosokmu yang dulu.

Sahabatku nun jauh di sana....
Aku tahu, aku tak lebih baik darimu. Tapi satu pesanku, siapa sahabat kita, mencerminkan diri kita. Jangan pernah menjauh dari orang-orang shalih jika kita ingin menjadi shalih.

Sahabatku nun jauh di sana....
Aku ingin engkau tahu. Aku ingin engkau ingat selalu. Bahwa aku mencintaimu karena Allah... Ana uhibbuki fillah. Ucapan yang sama dengan yg kita ucapkan dulu :))

Jum'at, 15 Februari 2013
12.51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar